- 2019/2020
- Adminisrasi Guru
- Akreditasi
- Akreditasi PAUD
- beasiswa
- Buku Paket
- Celoteh
- Cerita Seri
- Diary Galau
- HANYA CERPEN
- Informatika
- Kurikulum 2013 Revisi 2018
- Modul
- MTs
- Otomotif
- PERANGKAT
- Perangkat SMA
- PROSEM
- Provider Seluler
- Puisi
- Resep Masakan
- RPP
- Soal dan Jawaban
- Soal Dan Kunci Jawaban
- Soal Multimedia
- Teks Laporan
- Teks Rekaman Percobaan
- True Story
CORETAN MAMA MUDA
SUAMI TIDAK ROMANTIS
MEMBLOKIR AKUN JANDA YANG SUDAH MENIKAH
"Liat deh, Bang. Soswit banget ya suaminya Teh Sisy." ujar istriku sambil menunjukkan handphone-nya padaku.
Aku melirik sekilas, Akun Instagram bernama Aldiansyah itu merepost story milik Sisy istrinya. Repost ayam bakar hasil masakannya, diiringi dengan caption yang berisi pujian betapa istrinya itu hebat dan pintar masak.
"Hmm, biasa aja." sahutku kemudian. Istriku mendelik dan cemberut.
Teh Sisy adalah mantan rekan kerja istriku. Mantan, karena sekarang istriku sudah tak lagi bekerja di luar rumah. Ia kusuruh resign karena sedang hamil. Aku tak mau istriku ini kelelahan, biarlah ia di rumah saja menjaga kesehatannya agar janin dalam kandungannya baik-baik saja. Oh iya, mengenai Teh Sisy… tadinya ia janda, namun beberapa bulan yang lalu ia mengakhiri masa jandanya setelah Aldiansyah pacarnya melamar dan menikahinya. Jadilah kini mereka pengantin baru, yang keromantisan dan keuwuannya sering dipamerkan di sosmed, membuat kebanyakan orang yang melihatnya jadi iri.
Di lain waktu, istriku kembali memperlihatkan sebuah video.
[Gaess, pokoknya nggak rugi deh aku nikahin sayangnya aku ini. Nih liat, donat buatan dia enak banget!] begitu ucapan Aldiansyah dalam video yang diposting Teh Sisy di instagramnya. Aldiansyah terlihat menikmati donat yang terhidang di atas meja, kemudian video diakhiri dengan Aldiansyah mengecup kening istrinya.
"Kenapa?" tanyaku pada istriku.
"Nggak apa-apa. Enak ya jadi Teh Sisy. Keliatan banget kalo si Aldi suaminya itu bucin banget ke dia." gumam istriku.
"Namanya juga penganten baru, ntar dua tahun berlalu juga nggak lagi uwu begitu." cibirku.
Di suatu malam, saat sedang pillowtalk...istriku bercerita.
"Tau nggak, Bang? Tadi siang buka instagram liat Teh Sisy nulis cerita di story-nya."
"Cerita apa?" tanyaku.
"Katanya si Aldi kemarin minta dibuatin Pie Brownies yang banyak. Sama si Aldi mau dibawa ke kantornya, mau dibagiin ke temen-temen kantor. Ceritanya mau pamer gitu, saking bangganya punya istri yang jago masak dan bikin kue."
"Terus, dia ngeluh capek gitu karena bikinnya banyak?" tanyaku lagi.
"Ya enggaklah, ceritanya dia kasih stiker lope-lope. Seneng dong...suaminya antusias sama hasil karyanya dia." ujar istriku.
"Oh." Aku hanya menanggapi seadanya karena sudah mengantuk.
"Ih, dasar nggak peka!" istriku mencebik. Entahlah, aku harus peka terhadap apa, aku pun bingung.
Keesokan harinya, hari Minggu. Aku libur kerja. Kulihat istriku sedang sibuk di dapur. Dia memang pandai memasak. Apa saja yang diolah dengan tangannya hasilnya pasti enak. Sejak masih gadis istriku memang sudah terbiasa memasak dan membuat kue. Cooking dan baking sudah menjadi passionnya sejak dulu. Memasak aneka menu harian seperti Chicken Crispy, rendang, opor ayam, ikan bakar, gulai, pepes, pindang, dan lainnya itu mudah saja baginya. Pun aneka kue seperti Brownies, Pizza, aneka roti, Red velvet, tiramisu, Croisant, Bolen, Bakpao, muffin atau cupcake semua dia bisa. Jari tangannya memang lihai dalam mengolah makanan. Setiap hari selalu siap sedia cemilan di rumah, hasil buatan istriku. Dia perempuan terbaik pokoknya.
"Sibuk banget, lagi bikin apa, Dek?" Aku menyapa istriku yang terlihat sedang asik membulat-bulatkan adonan di atas silicon mate.
"Oh, ini lagi bikin Korean Cream Cheese Garlic Bread, Bang." jawabnya tanpa menoleh.
"Asik. Jadi nggak sabar nih mau makannya." kataku sambil nyengir.
Satu jam kemudian, Garlic Bread yang dibuat istriku telah selesai, aromanya yang wangi menguar ke seluruh ruangan. Tak sabar, aku langsung hendak mencomot satu roti, tapi yaa...seperti biasa, istriku itu langsung melotot, pertanda belum boleh kujamah. Begitulah istriku, makanan yang ia buat belum akan boleh kujamah jika belum ia foto. Untuk dokumentasi ceritanya.
Selesai bercekrek ria dan memposting hasil karyanya, barulah aku bisa menikmati Korean Creamcheese Garlic Bread itu. Namun, baru saja dua gigitan...tiba-tiba istriku bergumam sendiri.
"Enak banget ya jadi Teh Sisy." Ia berucap sambil menatap nanar ke arah ponsel di genggamannya.
"Enak apanya?" tanyaku.
"Nih, liat aja...dia bikin Makaroni Schottel dan foto hasil masakannnya di-repost sama suaminya. Keliatan banget kalo suaminya cinta sama dia. Nggak kayak aku, suamiku emang nggak cinta sama aku!" bibir istriku tiba-tiba manyun.
Seketika aku menghentikan gerakan mengunyahku, mata melihat pada satu titik, tubuh tak bergerak seperti mematung. Ada apa ini tiba-tiba istriku bicara seperti ini? Ah, feeling-ku jadi tidak enak.
"Kalo emang suamiku cinta, pastilah aku habis bikin roti kayak gini, difoto terus diposting. Ini mana pernah! Aku bikin Pizza kek, brownies kek, Caramel Cake kek, apa kek...masakan apaaa aja yang kubikin, nggak pernah tuh di posting sama suamiku! Dipuji kek, dikasih ucapan terima kasih kek, atau minimal dikasih stiker love doang juga udah seneng. Payah emang!"
"Ya ampun, Dek," aku menepuk jidat, tak menyangka dengan sebab musabab istriku manyun seperti itu. "Emang tanda cinta cuma sebatas itu?" lanjutku lagi.
"Ya apa salahnya sih, Bang...sekali-sekali nyenengin istri. Istri masak itu dipuji, diapresiasi. Ini nggak pernah sama sekali. Terang aja Teh Sisy yang dapat perlakuan manis dari suaminya itu bikin aku iri. Abang tuh emang udah nggak sayang sama aku, udahlah!" istriku semakin merajuk.
Aku linglung, sungguh luar biasa...apa memang semua ibu hamil sesensitif itu?
"Dek, masakan kamu itu semuanya enak, mantul dan wow. Tapi kan nggak harus aku posting juga di sosmed. Buat apa? Nggak penting juga. Lagian Abang juga kan buka sosmed jarang update status." jawabku sambil mengelus pundak istriku. Mudah-mudahan dengan ini dia mereda. Lagipula aku memang jarang memposting kehidupan pribadi di sosmed, dan bukan tipe penebar keuwuan alias kemesraan dengan pasangan juga. Bagiku, semua itu privacy...tak perlu orang lain tau tentang keseharianku.
"Udahlah, aku malas sama Abang… jadi suami nggak ada romantisnya!" Istriku menepis tanganku dari pundaknya. Ia kemudian berdiri dan meninggalkanku sendiri. Ia menuju kamar dan meninggalkan ponselnya tergeletak di atas meja.
Aku menghela nafas berat. Duh, Gusti...berat juga cobaan jadi laki-laki. Harus disusul nih, biar nggak tambah ngambek. Aku pun menyusul ke kamar, namun ternyata istriku menguncinya dari dalam.
"Dek, kok dikunci? Abang mau masuk." kuketuk pintu kamar, tapi istriku diam tak menyahut.
"Dek,"
Masih hening, tak ada jawaban. Kuketuk sekali lagi, namun istriku masih bersikukuh tak mau membuka pintu atau minimal membuka suara untuk menyahuti suaminya. Astaga, bahaya ini...Gaess! Aku lebih baik istriku marah kemudian ngomel panjang lebar dengan kecepatan kilat. Kalau sudah diam saja begini, itu artinya marahnya sudah di level gawat!
Ah, tamat sudah aku!
Aku kembali ke dapur dengan langkah lunglai. Dengan setengah hati kufoto hasil masakan istriku, kemudian memostingnya di instagram dan men-tag akunnya. Tak lupa caption berisi kalimat pujian nan indah juga mengiringi postingan itu. Mudah-mudahan dengan begini, istriku tak merajuk lagi.
Setelah membuat postingan di instagram, mataku tertuju pada ponsel istriku yang masih tergeletak di meja. Aha, aku jadi punya ide! Kuraih ponsel itu dan kemudian membuka laman Instagram. Kucari akun bernama Sisy_Priscalia, kemudian mengklik titik tiga di atas, lalu pilih block, oke. Hal yang sama kulakukan dengan aku Aldiansyah milik suaminya. Lebih baik kublokir saja. Lagipula istriku dan Sisy ini sudah jarang bertemu, jarak rumah pun cukup jauh. Biarlah, daripada dia terus membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain di dunia maya yang belum tentu seperti kelihatannya. Kita tidak pernah tau kan behind the scene dari setiap postingan yang ada di sosial media. Bisa saja yang terlihat romantis, hanya mesra di depan kamera. Bisa saja yang kelihatannya suami romantis sebenarnya akunnya dioperasikan oleh sang istri sendiri agar terlihat uwuw di mata orang lain. Bisa saja kemesraan pasangan lain di sosial media hanya untuk menutupi keseharian mereka yang sebenarnya sering bertengkar. Entahlah, banyak kemungkinan lainnya, tak ada yang tau. Atau jikapun memang sungguh mesra dan nyata, untuk apa diposting di sosial media? Tidak ada juga faedahnya kan?
Hmm, Maafkan aku ya istriku...sebaiknya kamu tidak usah melihat postingan mereka lagi biar tidak mudah baper, hehehe.
TIMIT
***
Terinspirasi dari kisah nyata 🤣 wkkwkwk
Baca juga
Contributor
- Anish
- Kamu tidak akan pernah tau, sampai kamu mengalaminya sendiri
Posting Komentar
Posting Komentar