MENCINTAI ORANG YANG SALAH


                Namaku Rani. Aku bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah bank swasta di Jakarta. Dan sudah 2 tahun ini aku berpacaran dengan Shandy. Aku dan shandy saling mencintai. Namun ada satu rahasia yang selama ini tidak banyak orang tau, bahwa Shandy sebenarnya sudah punya pacar lain jauh sebelum aku berpacaran dengannya.

                “Jadi gimana, aku mau kepastian hubungan kita” tanyaku pada shandy suatu hari di sebuah kafe.

                “Sabar ya sayang, aku mau putusin Desy..tapi nunggu waktu yang tepat. Seluruh keluarga aku udah kenal sama dia, aku gak mungkin mutusin dia tanpa alasan yang jelas kan” begitu jawab Shandy.

                “ oke, tapi aku gak mau nunggu terlalu lama ya...” kataku lagi.

                “Tenang sayang, kalo aku udah putusin Desy, kita akan segera menikah” ujar Shandy sambil mengelus tanganku.

                Sebagai orang yang hadir belakangan di kehidupan Shandy, aku hanya bisa mengalah. Shandy pun sebenarnya pada awalnya hanya iseng saja memacari Desy, tapi ternyata Desy begitu jatuh cinta pada Shandy hingga ia menjadi begitu posesif dan Shandy tak bisa lepas darinya.

                Hingga suatu hari , hal yang sangat tidak aku harapkan terjadi. Shandy datang padaku dan mengatakan bahwa Desy memaksa untuk segera dinikahi karna ia telah terlanjur hamil. Sungguh rasanya sesak sekali dada ini mendengar kabar buruk tersebut. Hatiku campur aduk. Ada rasa marah, kecewa, dan ingin menangis. Tapi kemudian shandy berjanji padaku bahwa ia menikahi Desy hanya sementara, jika anaknya kelak lahir ia akan segera menceraikan Desy. Mendengar itu, aku tentu saja senang, Shandy berhasil meyakinkan aku dan membuktikan bahwa hatinya memang ada padaku. Baiklah Desy... nikmatilah Shandyku sementara waktu ini. setelah janin dalam kandunganmu lahir, dia akan kembali menjadi milikku J .

                Dan dua bulan kemudian, Shandy pun menikah dengan Desy. Tapi aku tidak kesepian, karna aku masih bisa bertemu dengan Shandy hampir setiap hari. Meskipun dia sudah menjadi suami orang, aku tetap merasa seperti memilikinya. Karna ia selalu ada di sampingku saat aku membutuhkannya.

                “Ran, kayaknya Desy udah mulai curiga deh sama hubungan kita. Kemarin pas aku pulang , dia nanya yg aneh-aneh kayak introgasi gitu. Aku ditanya abis darimana, sama siapa, ngapain aja. Apa ada yang diam-diam nguntit kita ya ? “ kata shandy suatu hari

                “Yaudah sih biarin aja dia tau. Toh kamu emang mau ceraiin dia kan setelah dia melahirkan nanti ?” jawabku dengan santainya.

                “iya juga sih, yaudahlah ya sayang ...”

                Suatu hari, saat aku sedang duduk bermesraan berdua dengan Shandy sambil menikmati makan siang, tiba2 sebuah suara yang berteriak lantang mengejutkanku...

                “Shandy !! jadi gini ya kerjaan kamu. Ternyata benar dugaan aku selama ini kalo kamu selingkuh!” Desy tiba-tiba sudah ada di hadapan kami dengan muka garangnya.

                “tega kamu ya, tega ! aku lagi hamil besar gini kamu malah selingkuh” Desy bicara dengan nada berapi- api sambil menangis.

                “Dasar kamu pelakor gak tau diri !” Desy menampar pipiku dan mencoba menjambak rambutku.

                “Desy..lepasin!” Shandy menahan tangan Desy agar tak bisa menjambak rambutku.

                “Bagus ya kamu malah belain dia...” teriak desy.               

                “Asal kamu tau ya des, aku tu gak pernah cinta sama kamu ! aku mau kita cerai !!!” ujar Shandy.

                Aku hanya bisa tersenyum senang mendengar ucapan Shandy barusan. Lihatlah...jelas sudah kan bahwa Shandy lebih memilih aku daripada Desy.

                “Kamu jahat !!!” Desy menangis kemudian pergi meninggalkan kami berdua.

                Sekarang, aku dan Shandy tinggal serumah. Meskipun belum bercerai secara hukum karna proses sidang masih harus menunggu Desy melahirkan, Shandy dan Desy sudah pisah ranjang. Aku senang sekali karna satu langkah lagi, Shandy akan menjadi milikku seutuhnya ...

                2 bulan kemudian ...

                Setelah Shandy dan Desy resmi bercerai, aku meminta Shandy untuk segera menikahiku. Tapi Shandy menolaknya, dengan alasan jangan terburu-buru menikah , karna dikhawatirkan akan menjadi omongan orang , masa baru cerai sudah mau langsung menikah lagi. Akhirnya aku sabar menunggu, setahun..dua tahun.. sampai tiga tahun pun Shandy belum juga menikahiku. Padahal kami sudah tinggal serumah. Meskipun aku bisa setiap hari bertemu dengannya, setidaknya aku tetap ingin menikah , agar statusku lebih jelas dan tidak dicemooh oleh orang-orang sekitar.

                “Shandy... kita udah 5 tahun lebih loh pacaran. Dan kamu pun udah lama cerai dari Desy. Kapan kita nikah ?” tanyaku suatu ketika

                “Aah..kamu ini, nikah nikah nikah terus yang ditanya. Mau ngapain sih nikah? Toh gak nikah juga kita kan udah seperti suami istri” jawab Shandy dengan santainya.

                “Gak bisa gitu dong shan, aku mau status hubungan kita jelas...” desakku.

                “Nanti dulu lah. Nikah itu bikin capek, banyak aturannya. Aku gak mau terikat seperti itu...”

                “Kamu kok gitu sih ? gak mau berkomitmen dong artinya “ ucapku kesal.

                “Banyak omong kamu. Udahlah..aku pusing. Bosen aku kalo kamu kelakuannya gitu terus. Nikaah aja terus yang ditanyain.” ujar shandy sambil berlalu meninggalkanku.

                Hari itu tepat saat akhir bulan, aku sangat sibuk dan seperti biasa, akhir bulan pasti aku akan lembur untuk meyelesaikan laporan bulanan. saat sedang  bekerja, tiba-tiba kepalaku terasa pusing. Seluruh badanku terasa dingin dan perutku mual. Saat aku akan ke kamar mandi, tiba-tiba tubuhku lunglai, lalu terjatuh dan pingsan. Teman-teman membawaku ke Rumah sakit untuk segera diperiksa dan diobati. Dan hal yang mengejutkan setelah pemeriksaan adalah, Dokter menyatakan bahwa aku kini tengah berbadan dua. Ya tuhan... aku hamil? Antara senang dan sedih aku mendengar kabar ini. aku sedih dan takut jika orang tuaku akan murka mengetahui ini, tapi di satu sisi aku juga senang, ini bisa aku jadikan senjata agar Shandy segera menikahiku.

                Buru –buru aku pulang ke rumah , tak sabar ingin memberitahu Shandy bahwa aku sedang hamil. Tapi apa yang kudapat, betapa terkejutnya aku saat pulang ke rumah, aku mendapati Shandy sedang bercumbu dengan wanita lain...

                “Shandy !! apa-apaan kamu “ teriakku dengan emosi yang tak teredam.

                “Kamu kok tumben jam segini udah pulang ?” Shandy tak mampu menutupi rasa terkejutnya.

                “Tega kamu shandy, tega ! berani-beraninya kamu bawa perempuan lain ke rumah ini. aku sekarang lagi hamil, hamil anak kamu Shandy ! kenapa kamu malah main gila” teriakku dan ingin mengamuk.

                “Apaa ? kamu hamil? Aah gak mungkin !” Shandy berteriak sambil memegangi kepalanya, kemudian pergi begitu saja bersama wanita itu.

                Aku pun menangis sejadi-jadinya. Sakit sekali rasanya, saat aku sedang hamil Shandy justru bersenang-senang denga wanita lain. Ya Tuhan apakah ini karma ? seperti ini rupanya sakit yang dirasakan oleh Desy dulu ketika aku merebut Shandy darinya.

                Keesokan harinya, setelah aku fikirkan matang-matang, aku pun mencari Shandy ketempat kerja nya. Biarlah, aku akan memberinya kesempatan asal dia mau berubah dan meninggalkan selingkuhannya. Ini demi bayi dalam kandunganku ...

                Namun ternyata, musibah belum hentinya datang menghampiriku. Handphone ku berdering dan pihak rumah sakit mengabariku bahwa Shandy menjadi korban tabrak lari. Dengan segera aku menuju rumah sakit untuk menemui Shandy. Dan saat tiba di sana, aku terlambat, Shandy sudah tiada. Shandy meninggal. Ya Tuhan.. kenapa nasibku seperti ini ? aku menangis sejadi – jadinya sambil memeluk tubuh Shandy. Saat aku tengah menangis, tiba-tiba seseorang berbisik di telingaku...

                “Gimana rasanya ? sakit kan ? gak enak kan..ditinggalkan pada saat sedang hamil?”

                “Desy..kamu ?” aku terkejut saat melihat Desy tiba-tiba sudah ada di depanku.

                Dan kemudian aku tau, ternyata Desy lah yang telah dengan sengaja menbrak Shandy hingga menyebabkan Shandy meninggal. Ternyata benar, sakit sekali rasanya ditinggalkan oleh orang yang kita sayang saat kondisi kita sedang hamil. Yaa..mungkin ini adalah takdirku. Karma atas perbuatanku dulu yang telah merebut suami orang. Menyakitkan sekali rasanya. Aku sungguh menyesal telah berbuat dzalim ...

SELESAI


Haii gaess, monmaap yaa kalo ceritanya terkesan terburu-buru 😂  jadi ini tuh aslinya bukan cerpen, tapi kayak kerangka ide cerita yang kukirim buat naskah di film2 sinetron ikan terbang gitu 🤣 hahhaha

Karna sepertinya ide ini nggak dapet tanggapan dari pihak TV nya, yaudah aku iseng aja upload di sini, dan aku males edit buat ngerangkai alur dan percakapannya biar lebih layak disebut cerpen. Yaudahlah aku post mentah-mentah gini aja, semoga bacaan ini sedikit menghibur, atau minimal bisa mengisi kegabutan klean semua wahai kaum rebahan. Hihihi

               

Baca juga

Posting Komentar