TAK DIUNDANG DI PERNIKAHAN MAMA


Mamaaaa!" Cinta berteriak kesal sambil merengek.

Aku yang baru saja menyelesaikan cucian piring, tergopoh-gopoh menghampirinya. "Ada apa, Cinta...sayangnya Mama?" tanyaku.

"Mama iih, Cinta kesel sama Mama!" bibirnya mencebik. Aku tak menyahut, hanya menatapnya penuh tanda tanya sembari menunggu Cinta melanjutkan kalimatnya.
"Ini nih...gara-gara lihat ini Cinta jadi pengen marah. Mama nggak sayang ya sama Cinta?" omel Cinta sembari menunjuk album foto yang berada di dekat kakinya.

Kulirik album foto itu, album foto pernikahanku dengan Mas Yudi enam tahun yang lalu. "Memangnya kenapa, Sayang, dengan album foto ini? Kok bisa bikin Cinta marah?" aku bertanya heran, belum menemukan apa korelasi antara album foto itu dengan kemarahannya.

"Mama lihat aja sendiri. Di situ ada banyak banget foto Mama sama Papa. Mama sama Papa di Pesta pernikahan. Itu foto kapan, Mama? Kenapa Mama sama Papa pesta nikah nggak ngajakin Cinta? Mama jahat! Padahal kan Cinta mau ikut, mau pake baju gaun juga yang cantik."

Sontak saja aku langsung terkekeh. Jika saja aku sedang makan atau minum, bisa-bisa tersedak. Terang saja Cinta tak ada di foto itu, kan aku dan Mas Yudi baru menikah, boro-boro dia mau ikut, dibikin saja belum...hahaha.

"Mama ih, malah ketawa!" Cinta mencubit lenganku dengan gemas.

"Ya ampun sayang, kan waktu itu Mama sama Papa baru menikah, Cinta belum lahir dong." terangku pada bocah 5 tahun itu.

"..." Cinta hanya bengong, mungkin belum sepenuhnya paham dengan apa yang baru saja kuucapkan. "Hmm...gitu ya. Yaudah, kalau gitu  Mama sama Papa menikah lagi dong, biar Cinta bisa ikut juga, terus pakai gaun cantik, terus difotoin lagi, Ma." ujar Cinta lagi dengan polosnya.

Tawaku semakin pecah dibuatnya. Ya Tuhan, punya anak kecil memang terkadang ada saja ya pertanyaan ajaib yang membuat kita sebagai orang tua bingung  menjawabnya.

***

Namaku Kania, usiaku sekarang 33 tahun. Aku menikah dengan Mas Yudi 6 tahun yang lalu. Sebelum menikah, aku lahir dan besar di kota Bengkulu, sebuah provinsi kecil di Pulau Sumatera bagian selatan. Namun setelah menikah, tentu saja aku harus ikut di mana suamiku tinggal. Jadilah sekarang aku tinggal di OKU Timur, sebuah kabupaten yang merupakan bagian dari provinsi Sumatera Selatan.

Awal menikah, aku cukup sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalku sekarang. Karena di sini masih termasuk pedalaman, untuk ke pasar pun aku harus menempuh jarak yang cukup jauh, yang jika dengan mengendarai motor bisa menghabiskan waktu 25 menit. Apalagi untuk ke tempat wisata dan rekreasi, sulit ditemukan di sini. Paling banter hanya ada kolam renang dengan waterboom, yang untuk menuju ke sanapun minimal menempuh perjalanan satu jam lamanya. Sungguh berbeda dengan tempat tinggalku sebelumnya, ya...meskipun Bengkulu hanya kota kecil, tapi setidaknya di sana dekat dengan pantai, bisa menjadi tempat hiburan gratis yang dapat dikunjungi setiap hari. Pun untuk ke Mall juga cukup dekat. Sementara di sini, jangankan Mall, untuk ke Pasar saja aku harus menempuh perjalanan yang sangat jauh.

Itulah kenapa jika libur sekolah tiba, aku kerap mengajak Mas Yudi dan Cinta untuk liburan ke  Bengkulu. Jika sudah di Bengkulu, Cinta selalu terlihat sangat senang, karena ada banyak tempat rekreasi menyenangkan yang bisa dikunjungi dengan mudahnya.

Suatu siang, saat aku dan Cinta sedang bersantai sembari melihat-lihat kembali foto-foto liburan kami yang tersimpan di ponselku.
"Mama, cinta tuh bahagiaaa banget kalau kita lagi di Bengkulu," ujar Cinta dengan mata berbinar. "Di sana kan enak. Bisa setiap hari main di Pantai Panjang, jalan-jalan ke Taman, main ke Mega Mall, terus kalau mau beli es krim enak, ada Indoapril  di mana-mana," lanjutnya lagi.

"Jadi, Cinta seneng ya kalau kita ke Bengkulu?" tanyaku sambil mengelus rambutnya.

"Iya,Ma. Jadi kapan kita ke Bengkulu lagi?"

"Nanti ya sayang, kalau Mama udah libur kerja, baru kita ke sana lagi." Jawabku.

Cinta mendelik sesaat ke arahku. Kemudian berpaling, matanya menerawang jauh, seperti ada kesedihan di sana.

"Mama, kenapa harus nunggu libur, sih? Kenapa kita nggak tinggal di Bengkulu aja?" tanya Cinta lagi.

"Ya kan karna Mama menikah sama Papa, Sayang. Papa Cinta kan orang sini, makanya Mama tinggalnya di sini, ikut Papa." ujarku menjelaskan pada gadis kecilku.

"Iih, Mama sih. Coba dulu Mama menikahnya sama orang Bengkulu aja, jadi kan kita bisa tinggal di Bengkulu, bukan di sini."

Gubrakk! Sekali lagi tawaku dibuat pecah olehnya. Ya Tuhan, bocah ada saja ya pertanyaan absurdnya. 'Cinta, Cinta...jika Mamamu ini menikah dengan orang Bengkulu, kamu tak akan ada di dunia ini. Hahhaha.' Batinku terkikik.

Bunda-Bunda di sini, adakah yang sering kebingungan menjawab pertanyaan absurd dari anaknya yang masih kecil? Pertanyaan ajaib seperti apa yang kerap membuat para Bunda bingung untuk menjawabnya? 

Baca juga

3 komentar

Posting Komentar