AKU MENJADI JANDA KARENA NANDA (part 1)

Air mata Mila menetes ketika dilihatnya sebuah foto di laman Instagram. Foto sepasang pengantin yang tersenyum bahagia. Pengantin laki-laki di foto itu adalah Ayah dari anak yang sekarang tengah digendongnya.

***


[Mila, nanti sore kita ketemu di Azaleyya Cafe ya. Ada sesuatu yang mau aku omongin,ini serius.] Sebuah pesan di aplikasi hijau milik Mila.

[Baiklah....] Mila membalas pesan itu ke Nanda.

Setibanya di Cafe, setelah mereka memesan beberapa menu, Mila dibuat terkejut dengan apa yang diucapkan  oleh Nanda.
"Mila, kamu mau kan jadi istriku? Please, aku sayang sama kamu..." ujar Nanda sembari membuka kotak merah bludru berisi sebuah cincin.

Mila terperangah, setengah tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar. Ingatannya kembali pada beberapa bulan yang lalu. Ya, tujuh bulan yang lalu Mila dan Nanda memang cukup dekat, meskipun Mila sendiri tak mengerti apa status mereka. Nanda yang setiap hari menelponnya, mengirimi pesan-pesan singkat penuh perhatian, melaporkan apa saja kegiatannya hari ini, dan mengajaknya jalan bareng tiap weekend. Kedekatan ini tentu saja menumbuhkan benih-benih cinta di hati Mila. Meskipun Ia  sendiri ragu apakah Nanda juga memiliki perasaan yang sama atau tidak. Karena sejauh ini, Nanda belum pernah mengungkapkan isi hatinya.

Namun, baru tiga bulan kedekatan itu terjalin, hati Mila dibuat patah. Nanda yang tadinya selalu ada dan menemani hari-harinya, tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Pesan singkat yang Mila kirimkan untuk Nanda tak pernah lagi dibalas. Nanda selalu menghindar tiap kali Mila mencoba menghubungi. Apalagi ajakan untuk bertemu, tak pernah digubris oleh Nanda. Mila kalut, tak mengerti mengapa Nanda tiba-tiba berubah. Padahal terakhir mereka bertemu, Mila merasa tak ada yang salah, tak ada perdebatan di antara mereka.

Cukup sulit bagi Mila kala itu melewati hari tanpa kehadiran Nanda. Hidupnya kosong, separuh hatinya dibawa pergi entah kemana. Dan kini, setelah hampir empat bulan lamanya Mila ditinggalkan tanpa kepastian, dibiarkan hidup sendiri penuh tanda tanya dan kebingungan, tiba-tiba Nanda muncul kembali dengan sebuah kotak merah bludru berisi cincin di tangannya. 'Entah apa yang merasukimu, Nanda?' gerutu Mila dalam hati. Ia merasa seperti hidupnya tengah dipermainkan.

"Hei, jawab aku. Malah ngelamun," ucapan Nanda tiba-tiba membuyarkan ingatan Mila akan kisah mereka yang masih menggantung tak berujung.

"Hmm, akuuu..." Mila gelagapan. Ia bingung harus menjawab apa. Haruskah ia menerima pinangan Nanda? Seseorang yang sampai saat ini masih Ia cintai. Seseorang  yang pernah membuat hatinya merasa bahagia sempurna, tapi kemudian membuatnya patah tak berupa. Seseorang yang dengan mudahnya memporak-porandakan hatinya, yang datang dan pergi sesuka hatinya. Haruskah Ia menerimanya? Akankah kedatangan Nanda kembali dalam hidupnya bisa  membuat kisah cintanya berujung sempurna? Atau justru akan membuat lukanya kembali menganga? Ah, entahlah..hati Mila bimbang dibuatnya.


Bersambung


*terinspirasi dari kisah nyata seorang teman.

Baca juga

2 komentar

Posting Komentar